Senin, 20 Desember 2010

LOV U SATPOL PP

Pernah ngapel? Pernah jalan bareng pacar? Pernah maen bareng pacar? Pernah nongkrong bareng? Pernah ditangkap Satpol PP?
Lho kok? Ya namanya anak muda, pernah gak? Mau tahu ada apa aku dengan Satpol PP? simak aja kisah ini.
Kisah ini terjadi di pertengahan tahun 2008. Sebenarnya malam itu rencananya Rendy dan si dia sebut saja Ayu berencana untuk main ke tempat saudara. Karena perasaan ragu-ragu kami pun tak jadi melanjutkan perjalanan dan berbelok arah, lantas melanjutkan perjalanan muter-muter kota Jogja.
Biasanya kalau malam minggu kawasan UGM sering banyak muda-mudi yang saling bercengkrama ngumpul bareng kawan-kawan. Aku pun senang-senang saja kalau di ajak kesana. Dan malam itu untuk kali keduanya aku diajak si dia ( Ayu ) yang saat itu bolehlah dibilang orang yang ku sayang istilah gampangnya pacar. Tapi itu dulu, sekarang gak lagi.
Nah gak tahu sejak kapan yang jelas aku dan Ayu sudah duduk diplataran UGM kurang lebih 10 menitan. Tiba-tiba dari jauh ada sorot mobil mengenai muka kami, sedikit menyilaukan mata. Aku dan Ayu juga para muda-mudi lain tidak merasa terganggu, kami hanya cuek-cuek saja. Aku pribadi mungkin juga yang lain beranggapan kalau itu hanya mobil orang yang sedang lewat. Tapi apa yang terjadi? Ampun DJ, ternyata semua dugaan itu salah total.
“Selamat malam.”
Deg. Ternyata yang menyapa kami adalah satu mobil pasukan patroli aku nyebutnya Satpol PP kampus.
Wah mati aku, mau diapain ini? Aku dan Ayu merasa tak bersalah. Kami merasa tadi hanya duduk saja seperti teman-teman yang lain.
“Malam Pak.” jawabku bareng dengan Ayu.
“Sejak kapan kalian disini? Kalian tahu ini kawasan kampus, tempat untuk belajar. Ngapain kalian pacaran disini? Kalian tahu dilarang berkencan di tempat ini, ini kawasan pendidikan untuk belajar bukan untuk berdua-duan.”
Yelaa, kalau nanya satu-satu gimana? Dalam hatiku berucap demikian. Rasa gugup bercampur was-was eh ditambah dihujani pertanyaan yang sebenarnya jawabannya gampang tapi kok terasa susahnya melebihi soal Fisika.
“Mana KTPnya? Coba saya lihat.”
“Kami baru kok Pak. Baru 10 menit yang lalu. Kami juga gak ngapa-ngapain. Cuma duduk aja sama kayak yang lain.” Aku menjawabnya. Ayu cuma diam saja, maklum dia perempuan.
Aku dan Ayu mengeluarkan KTP. Para Satpol PP itu melihat dan memutar membolak-baliknya.
“KTP kami sita. Silahkan ke pos nanti kami kembalikan setelah kalian diinterogasi.”
Hah….lemas tubuhku. Eh aku gak paham apa yang ku alami. Baru sekali ini seumur hidup ( moga-moga ini yang pertama dan terakhir ) ditangkap Satpol PP kampus dan disuruh ke pos. Semua hanya gara-gara aku main bersama pacar di kawasan kampus. Mau gak mau aku dan Ayu ngikutlah tunduk sementara pada Satpol PP. dalam hati nyesel juga, kenapa tadi tidak jadi ke tempat saudara malah ke UGM? Tapi tumben-tumbenan patroli atau emang aku saja yang cukup berani mingguan di kawasan kampus.
Sebentar kemudian sampailah aku di pos Satpol PP. Kemudian kembali pertanyaan dan pertanyaan menghujani diriku ini dan Ayu. Tak mampu ku tatap muka bapak-bapak di depanku. Ayu diam saja, Aku yang selalu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Anehnya disela-sela aku diinterogasi layaknya sang koruptor atau pun teroris, mata dan telingaku masih sempat memperhatikan terdakwa yang lain di sebelahku.
Kalu aku bukan terdakwa aku pasti akan tertawa melihat terdakwa disebelah. Terdakwa disebelahku adalah seorang cewek. Sebenarnya waktu penangkapan tadi dia kabur tapi lupa bawa tasnya. Dan tasnya itu dibawa petugas patroli ke pos. Yang membuat aku tertawa di hati adalah si cewek itu dengan muka yang seakan tak bersalah berani mendatangi pos hanya demi tasnya, padahal tadi aja dibela-belain lari kabur. Eh sekarang datang ya walau niatnya bukan menyerahkan diri tapi sama aja nemuin pak-pak Satpol PP ini di pos.
“Pak, apa tas saya ketinggalan dan dibawa bapak?” tanyanya.
Aku ingin ketawa saat itu tapi posisiku lagi gak tepat. Aku juga kan terdakwa.
“Kenapa kamu tadi kabur? Ngapain kamu tadi disana?” tanya Pak Satpol PP pada cewek itu.
“Gak kabur kok Pak. Cuma tadi….”
“Cuma apa? Inikan tas kamu,” jawab Pak Satpol PP dengan ganasnya.
Si cewek yang gak pernah ku tahu namanya hanya mengangguk. Ya mending aku dong ma Ayu, yakin gak ngapa-ngapain ya udah diam ditempat aja ngapain kabur-kaburan segala. Namun namanya juga ditangkap, siapa sih yang gak takut? Rasanya waktu itu ingin sekali ku putar waktu dan gak akan membelokkan langkah ke tempat itu. Mending istirahat dan mempersiapkan diri untuk hari esok. Dari pada main dan akhirnya diarak ke pos. Haduh kisah yang takkan terlupalan. Kencan with Satpol PP.
Lama rasanya berada di pos itu, ingin banget cepat-cepat bebas. Benar-benar mirip tahanan. Padahal hanya duduk aja nunggu KTP dikasih.
Pikiranku makin kacau dan ketenangan diriku terganggu tatkala salah satu petugas bertanya macam-macam tentang alamat, pekerjaan, juga alasan mengapa kami ke tempat itu? Dan ujungnya hitam diatas putih. Sebuah surat pernyataan disodorkan. Hua rasanya kepalaku berkunang-kunang juga malu. Masak gara-gara main malam disuruh menandatangani surat pernyataan bersalah dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Ogah berlama-lama akhirnya ku isi semua pernyataan dengan hati penuh do’a semoga gak terjadi apa-apa setelah itu. Dan benar saja setelah semua kami isi sesuai pertanyaan, kami dibebaskan. Emang tahanan ya? Hehehe
“Alhamdulilah syukur pada-Mu Ya Allah.”
Keluar dari pos aku masih lemas dan setelah berjalan agak jauh baru semuanya kembali normal.
Kisah ini sungguh tak akan terlupakan. Namun sungguh disayang si Ayu yang ku kira akan melengkapi kesendirianku ternyata memutuskan hubungan sepihak dengan tanpa ada kabar dipenghujung akhir tahun 2008. Sedih, hancur, sakit rasanya ditinggal sama seseorang yang sudah banyak menciptakan kisah dalam hidup kita.
Awalnya seluruh pihak keluargaku maupun dia kecewa pada sikapnya yang tiba-tiba memutus seperti itu. Orang tuanya sudah terlanjur berharap pada hubungan kami tapi apa mau dikata kalau memang bukan jodoh dipaksa juga tak akan bisa. Namun jikalau jodoh tak akan kemana.
Kisah unikku dengan si Ayu tidak hanya sampai disini. Walau sudah pisah tanpa ada kabar, kadang tiba-tiba dia muncul dihadapanku. Seakan ingin mengharapku lagi.
Oh tak tahulah aku, apa maksud dia?


 “Apa mungkin kita bisa bersama lagi?” pertanyaan ini yang selalu aku tanyakan dalam hati, walau tak ada jawaban dari mulutnya.

Miss. Ayu semoga kau tersenyum bahagia disana. Ku bingkiskan kisah ini untukmu, juga Pak-pak Polisi Patroli, Lup U all Pak….wkwkwkkkkkk……….

Yogyakarta 20 Desember 2010/ 20.08
Rendy Andomeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar